Shanghai - Kondisi pedestrian di Jakarta dan Shanghai
bisa diibaratkan seperti bumi dan langit. Rebutan antara pejalan kaki
dengan motor atau PKL yang biasa terjadi di Jakarta tidak akan ditemui
di Shanghai.
Lebar pedestrian di Shanghai rata-rata bisa mencapai
sekitar 5 meter. Jika sudah masuk di kawasan bisnis, lebarnya bahkan
bisa mencapai hingga 10 meter. Seperti yang ada di kawasan Century
Avenue.
Pedestrian di kawasan ini sengaja dibuat dengan pondasi
tidak rata alias miring. Jika hujan mengguyur, air akan cepat mengalir
hingga tidak sampai membuat tergenang.
Lantainya pun dibuat juga
kasar agar tidak licin saat melintas. Setiap beberapa meter, pemerintah
juga membangun kursi serta tempat sampah. Sampah khusus plastik atau pun
kertas lainnya dibuat terpisah dengan pembuangan puntung rokok.
"Bersih
banget, nyaman bisa jalan di sini," ujar salah satu warga Indonesia
yang sedang ada di Shanghai, Windoro, Selasa (7/5/2013).
Setiap
beberapa meter, pemerintah juga menanam pohon berukuran besar. Meski
banyak ditumbuhi pohon, kawasan ini hampir tidak ada daun yang
berguguran.
Pasalnya, lokasi tempat pohon ditanami itu di bagian
bawah ditutupi semacam keranda. Praktis tanah maupun daun yang
berguguran tidak mungkin beterbangan.
Kebersihannya jangan ditanya, sangat bersih dan terawat. Tidak ada pedestrian yang rusak.
Sebenarnya beberapa motor masih ada juga yang lalu lalang di pedestrian ini. Namun jumlahnya bisa dihitung dengan jari.
Meski
nyelonong masuk, pengendara motor ini tidak pernah membunyikan klakson
kepada pejalan kaki. Lagi pula karena motor-motor itu mengkonsumsi
listrik, praktis tidak akan menimbulkan polusi.
Dengan kemewahan
seperti itu, sungguh sangat nyaman berjalan kaki di kota ini. Ditambah
cuaca yang tergolong dingin, pengalaman berjalan kaki di Shanghai
sejenak bisa melupakan rusaknya pedestrian di Jakarta.
Sumber : http://news.detik.com/read/2013/05/08/054446/2240682/10/mari-iri-dengan-trotoar-di-shanghai


0 komentar:
Posting Komentar